aku mencintai jingga

saat semesta dinaungi semburat yang mempesona

jingga, semesta menjingga

ketika lamat-lamat suara adzan menghitung detak jantung,

mengukir sebuah kata perpisahan kepada hari

wahai senja..

terimalah aku sebagai kabut

setia menantimu menyambut malam

menundukkan hati dalam-dalam hanya untuk Sang Pemilik Alam

meruntuhkan segala penat dan kesenduan

bersujud hanya untuk satu nama teragung

dan ketika jingga menutup tabir untuk hari ini,

aku ingin pulang di kala senja

kembali pada kisahku yang terukir di langit

hening dan abadi.

Jumat, 06 Januari 2012

Kisah Cinta Embun Pagi dan Tuhan

Kisah Cinta Embun Pagi dan Tuhan, pertama kali mendengar kalimat itu beberapa bulan yang lalu, aku langsung berkata dalam hati : "Hmmmm, Kak Diana banget". Yang kutau, Kak Diana seringkali menyertakan "embun pagi" dalam puisi-puisinya. Ga terlalu bertanya-tanya mengapa Kak Diana mengambilnya sebagai nama untuk buku pertamanya. Yang masih seringkali menjadi pertanyaanku, siapakah sebenarnya dia sang embun pagi itu...hehe...

Perjuangan yang ditempuh Kak Diana untuk menerbitkan bukunya ini juga ga mudah. Dengan mottonya "TAHUN INI TERBIT, atau tidak sama sekali!!!, akhirnya Kak Diana mampu membuktikannya. Akhir tahun 2011 lalu, buku yang berisi kumpulan puisi tersebut terbit juga. Pastinya aku ingin mendapatkan buku KCEPDT ( Kisah Cinta Embun Pagi dan Tuhan ). Bagiku, buku tersebut adalah simbol sebuah tekad, perjuangan, usaha keras, hati yang mengasihi, persahabatan, doa, dan tentu saja cinta. Semuanya saling merajut kekuatannya masing-masing. Selain itu, KCEPDT adalah sepotong jejak dari seorang sahabat yang selalu menyediakan hatinya untuk berbagi. Dan sepotong jejak inilah yang ingin kusimpan dan kugenggam dengan kasih. Selamat atas pencapaianmu kakakku. Semoga akan selalu ada pencapaian-pencapaian terbaikmu esok, sebagai jejak-jejak manis yang diurai nafasmu. Amin.


*****
Aku menuliskan ini di sebuah sudut kota yang menyimpan sebagian kisahku, ditemani cuaca panas dan keriuhan siang hari, merambah kembali perjalanan yang sudah kulewati di tahun 2011. Banyak yang telah kucapai, meski bagi kebanyakan orang, pencapaian itu hanyalah hal-hal sederhana yang bisa dilakukan oleh hampir semua orang dengan mudah. 2011, tahun dimana aku merasa benar-benar "hidup". Aku mulai bisa beraktivitas dengan mengandalkan diri sendiri walaupun hanya dalam aktivitas sederhana. Aku bisa melakukan perjalanan-perjalanan ke kota-kota dan menjalin persahabatan dengan orang-orang baru, yang sebelumnya hanya mampu kubayangkan. Menyusuri pedesaan dan kota-kota baru, belajar banyak dari orang-orang yang kutemui, menyisir trotoar sore hari hingga menjelang senja, berpetualang tidak hanya di luar diri namun berpetualang dan mencari banyak makna dari dalam diri sendiri, dan semua kulakukan sendiri, tak lagi ketergantungan banyak pada orang lain. Lebih dari separuh hidupku, aku tak dapat melakukan itu semua. Namun di tahun 2011, pelan-pelan Tuhan menjelmakan keinginan-keinginan terpendamku. Meski aku tak pernah meminta.

Pun banyak pula kehilangan yang mesti kuhadapi. Namun di balik itu Tuhan menggantinya dengan yang jauh lebih baik. Di tahun itu aku pun jatuh terjerembab, namun aku tahu Tuhan selalu memelukku, meraih tanganku agar aku bangkit dan melompat lebih tinggi. Aku diajarkan bagaimana indahnya "memaafkan" dan "melepas". Meski segala luka dan kepedihan itu akan tetap ada di tempatnya, tapi aku berusaha menjadi seperti laut, yang selalu bisa menerima apapun yang datang padanya. Dihapusnya yang telah berlalu dengan ombak-ombaknya. Aku ingin hatiku selalu melapang agar tak pernah sesak oleh perih sebesar apapun.

Dan di tahun 2012 ini, aku ingin menjadikan hidupku lebih berwarna, lebih mandiri, lebih mampu mengandalkan diri sendiri meski dengan segala keterbatasan, menjadi pribadi yang lebih tegar, dan lebih kuat secara fisik serta jiwa. Aku ingin melakukan perjalanan-perjalanan dan mencipta persahabatan dan persaudaraan, bertemu dengan orang-orang dan lingkungan baru, melakukan aktivitas-aktivitas yang selama ini tak mampu kulakukan. Hingga suatu hari nanti, bila tubuhku terlalu rapuh untuk bepergian, aku dapat duduk di tepi jendela dan memandang ke luar, memutar kembali momen-momen yang pernah kutangkap. Lalu menghabiskan waktuku sembari meresapi segalanya, memberitahu semesta bahwa aku "hidup" dan merayakan hidupku dengan caraku, dengan membuat jejak-jejak manis. Itu saja.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away Kisah Cinta Embun Pagi dan Tuhan yang diadakan oleh Kak Diana di blog Myworldwords .

11 komentar:

  1. terima kasih de atas partisipasinya..aku terharu bacanya..semoga senantiasa bahagia dengan apa segala yang telah kau raih, sesederhana apapun itu... :)

    BalasHapus
  2. apakabar mba ^__^.....aku ingin pulang bersama dikala senja.......................

    BalasHapus
  3. Wahh, thank's ya mbak share info bukunya... :)

    BalasHapus
  4. salam kenal ya mba... dan semoga menang kontesnya... tulisanmu bagus banget..inspiring.

    oh ya, ijin follow ya, thanks

    BalasHapus
  5. sngat menginspirasi sekali :D
    salam kenal ya :D

    ditunggu ya kunjungan baliknya ya ke http://century21.co.id

    BalasHapus
  6. Sukses deh buat Mbak Diana atas peluncuran buku perdananya, sukses juga buat kamu. Semoga banyak kebaikan didapati ditahun yang baru ini.

    Salam.. .

    BalasHapus
  7. Setiap hati ingin berkunjung di blog kak hati pasti tersentuh dikala aku telah membaca tulisanmu...

    Ingin berubah ditahun yang baru..!! Aku jga begitu tapi belum ada yang baru aku rasakan :(

    BalasHapus
  8. AKHIRNYA mulai nulis lagi.......

    BalasHapus
  9. hmmmm.. tapi tetap sayang dik nilla ga sempat ke palembang,,, lain kali ya,, aku tunggu... tetap semangat!!! dan semoga menang,,,hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyabener mba..salam kenal dari ayu mustika

      Hapus