aku mencintai jingga

saat semesta dinaungi semburat yang mempesona

jingga, semesta menjingga

ketika lamat-lamat suara adzan menghitung detak jantung,

mengukir sebuah kata perpisahan kepada hari

wahai senja..

terimalah aku sebagai kabut

setia menantimu menyambut malam

menundukkan hati dalam-dalam hanya untuk Sang Pemilik Alam

meruntuhkan segala penat dan kesenduan

bersujud hanya untuk satu nama teragung

dan ketika jingga menutup tabir untuk hari ini,

aku ingin pulang di kala senja

kembali pada kisahku yang terukir di langit

hening dan abadi.

Kamis, 07 Juli 2011

Matamu Adalah Pagiku, Ibu

Adakah yang lebih pagi dari matamu, Ibu? Tempat dimana aku selalu ingin menerjunkan alamat terakhir yang mesti kutelusuri. Walau seringkali ada celah yang melingkungi, membuat kita terjatuh dalam ranah yang bernama konflik, tetap saja matamu adalah pagiku. Dan bila mata itu kelak terpejam, masihkah aku menjumpai pagi meski hanya sekelebat?

3 komentar:

  1. hidup ini selalu ada pagi, siang, malam den senja. di kala pagimu -- ibu -- kelak tiada, masih ada siang malam dan senja, hidupmu akan tetap berlanjut. karena semua layaknya roda :)

    BalasHapus
  2. Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati rintang untuk aku anakmu, ibuku sayang..masih terus berjalan walau tapak kaki penuh darah penuh nanah. sepenggal syair dari lagu Iwan Fals yang berjudul Ibu

    BalasHapus
  3. @Andaka Rizki Pramadya : Terima kasih ya :) :)


    @Fajar : Love that song :)

    BalasHapus