jalan menuju rumahku
dimana aku belajar mengenali aroma ibu
tempat kali pertama aku mencecap ruang dunia,
yang menawarkan dalil-dalil kehidupan,
untuk bekalku dalam perjalanan panjang
di sebuah pertigaan aku berbelok ke kiri
semak dan belukar bersenda gurau dengan cuaca
batu-batu bergulat dalam kesunyian
sedang aku mencari sebuah jawaban
dari pertanyaan yang tak terselesaikan
teringatku pada surat di laci kamar :
" pulanglah Fa. Ibumu telah kembali pada Sang Empunya. Tengoklah sebentar. Walau hanya tinggal pusara."
_Kakakmu_
hati ini mulai membuncah
terngiang wajah ibu
bergerak-gerak lembut di pipiku
mengusap air mata yang membanjir
jatuh berderai-derai menghujam tanah
tiba di rumah,
tak ada ibu.
hanya selendang melambai
menjejalkan aroma kerinduan seorang anak
yang tak pernah pulang ke pangkuan.
note : Dari kisah seorang kawan yang baru saja melepas kepergian Ibu yang lama tak pernah dijumpainya. Semoga kawanku diberikan ketabahan dan keikhlasan, dan ibunya mendapat tempat yang layak di sisi-Nya...Amin...( yang sabar ya Fa..)
Sumber Gambar : di sini
Selagi masih ada orang tua, jangan pernah disia-siakan. Karena nanti bisa nyesel.
BalasHapusIbuuuu...i lop yu
Amin ya Allah..
BalasHapusThx ya kak, aku jadi inget mama di rumah. Aku jarang banget diem di rumah, jarang punya waktu buat mama. Hiks...aku mau luangin waktu buat lebih banyak.
huhuhu
pergantian bulan ada puisi gress tentang mommy =D trims Nilla *selalu berasa adem main ke sini* qe3
BalasHapus:::Setuju banget Fikri, jangan pernah menyia-nyiakan orang tua... :)
BalasHapus:::N4N4 sama-sama say...mulai sekarang sebisa mungkin luangkan waktu lebih banyak untuk mama ya...
:::Mas Inung...aku baru aja nanam pohon mas...hehe...
makasi kembali mas..semoga bermanfaat ya... :)