aku mencintai jingga

saat semesta dinaungi semburat yang mempesona

jingga, semesta menjingga

ketika lamat-lamat suara adzan menghitung detak jantung,

mengukir sebuah kata perpisahan kepada hari

wahai senja..

terimalah aku sebagai kabut

setia menantimu menyambut malam

menundukkan hati dalam-dalam hanya untuk Sang Pemilik Alam

meruntuhkan segala penat dan kesenduan

bersujud hanya untuk satu nama teragung

dan ketika jingga menutup tabir untuk hari ini,

aku ingin pulang di kala senja

kembali pada kisahku yang terukir di langit

hening dan abadi.

Sabtu, 26 Juni 2010

Anak Kecil Di Balik Hujan

tadi malam.
aku lihat anak kecil
rambutnya keriting dan tubuhnya dekil

ia diguyur hujan
dalam kecutnya langit tanpa bulan

aku terdiam sejenak
dan rintik semakin menderas

langkahnya kuyu.
mungkin ia sudah tak tau lagi
berapa jejak yang sudah ditapakinya.

dengan wajah nanar
entah kedinginan atau kelaparan
ia menyeret kakinya
menyisakan sisa-sisa kepiluan di jalan becek

aku meringis.
membayangkan sebuah malam panjang yang menjejalkan kenyerian.

tak pernah habis
Smiley

4 komentar:

  1. sendiri menjadi pakaianya
    menata malam yang mungkin tak bertepi
    menuju mimpi akan sebuah keindahan
    merajutnya dalam kesendirian

    anak kecil langkahmu
    mungkin ujung cakrawala tak menuntunmu
    tapi apa yang membuatmu tetap berjalan
    itulah asa yang terus engkau pertahankana

    BalasHapus
  2. anak kecil yang tak pernah tau dimana langkahnya akan berujung
    tapi dengan jari kakinya,
    akan selalu dijejakkan harapan-harapannya....

    BalasHapus
  3. sepanjang jalan pulang, Blok M-Palmerah, sering ketemu ama anak-anak seperti ini, getir nian. Trims 4 share +)

    BalasHapus
  4. sama2 Mas Inung.. :)
    ketegaran dalam kegetiran....

    BalasHapus