aku mencintai jingga

saat semesta dinaungi semburat yang mempesona

jingga, semesta menjingga

ketika lamat-lamat suara adzan menghitung detak jantung,

mengukir sebuah kata perpisahan kepada hari

wahai senja..

terimalah aku sebagai kabut

setia menantimu menyambut malam

menundukkan hati dalam-dalam hanya untuk Sang Pemilik Alam

meruntuhkan segala penat dan kesenduan

bersujud hanya untuk satu nama teragung

dan ketika jingga menutup tabir untuk hari ini,

aku ingin pulang di kala senja

kembali pada kisahku yang terukir di langit

hening dan abadi.

Minggu, 10 Januari 2010

Al-Hallaj berkata...

Andai Kau taruh neraka di depanku,
berikut segala siksanya,
tak seberapa bagiku dibandingkan keadaanku kala Kau pergi dariku.

Ampuni manusia,
jangan ampuni aku.

Kasihani manusia,
jangan kasihani aku.

Aku tak memohon ampun-Mu bagiku atau bermunajat pada-Mu akan jatahku.

Lakukan apa saja yang Engkau kehendaki padaku.


Subhanallah..
Betapa ikhlasnya beliau. Ketika aku membaca kata demi kata yang ditulisnya, aku bertanya pada diri sendiri. Sudahkah aku seikhlas dirinya? Jawabnya, belum. Tak mampu rasanya aku memohonkan kalimat itu kepada-Nya. Sungguh, aku malu pada Dia yang telah memberikan segalanya, namun terkadang aku masih lupa bersyukur. Terkadang hati ini mempertanyakan mengapa Dia belum memberikan jawaban-jawaban atas doa-doa yang kupanjatkan. Astagfirullah....hamba seperti apa aku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar