Entah apa yang disampaikan oleh batu dalam diamnya,
daun dalam gugurnya,
atau debu dalam perjalanan panjangnya
ketika aku masih menghitung jejak
yang tak pernah terduga kemana arahnya
Hingga suatu hari,
langit terbentang untuk kubaca
menyesakkan sebuah pemahaman terindah yang pernah kutemukan
bahwa ada takbir dalam diamnya sebuah batu
tasbih dalam gugurnya sehelai daun
dan debu yang senantiasa bertahmid dalam perjalanan panjangnya
Semua itu memberitahuku bahwa cinta sejati itu akan selalu ada
meskipun dalam sesuatu yang terasing
dan saatnya langit meruntuhkan sendi-sendinya
cinta itu selalu abadi
karena ia adalah cinta-Mu
ada pada malam-malam tanpa rembulan
dan tirai-tirai hujan yang menyibak zaman
Meski suatu hari nanti
jiwaku tercabik oleh kerasnya kehidupan
aku akan tetap mencintai-mu
sepanjang penanggalan hidup
sampai habis waktuku
hingga mataku benar-benar terpejam.
Hiks. . Puisi yang sedih, namun menyiratkan kecintaan yang dalam kepada Nya.
BalasHapusMemangg sesungguhnya hanya kepada Nya kita berserah diri pada keadaan yang dialami dalam keseharian hidup.
Tetap sehat, tetap semangat yah.
Salam.. .
kayaknya aku mencium aroma percintaan yg aneeh dr kamren, cepat2 d publish ya uni.. hahahha
BalasHapuswah.....puisinya menginspirasi gua buat nulis...
BalasHapusbagus banget puisinya....
teruslah berkarya........
Assalamualaikum... hore!! akhirnya dik Nilla beraksi dengan puisi nan keren... hmmm.. very very i love it...!!!
BalasHapusAku suka sekali kata-kata ini dik:
cinta itu selalu abadi
karena ia adalah cinta-Mu
ada pada malam-malam tanpa rembulan
dan tirai-tirai hujan yang menyibak zaman
salam sastra, mari menarikan puisi !
BalasHapusdalam sujud yang belum sempurna
BalasHapusdalam Al-fatihah yang masih terbata
aku ingin mencintai-MU
semampuku.