seperti sepeda tuamu, tak pernah letih mencatatkan peristiwa
pada jalan-jalan yang banyak menyimpan kenangan
mungkin juga perih dan harapan yang tak sempat terucapkan
Aku melihatmu sebagai sebatang rumput
tetap bertahan meski terinjak oleh peradaban yang mulai tak terbaca
Atas nama kesetiaan ataukah desakan hidup
menyisir sebuah ruang di utara Jakarta
Sepanjang jalan, selalu saja ada yang bergegas
mengingat dan melupakan,
setiap yang pergi dan hilang
Lalu, hendak kemana kau tambatkan kulit tua yang mulai rapuh itu
jika suatu hari nanti tak lagi ada tempat bagimu
Namun dalam keyakinanku
tak pernah ada kata yang membuatmu diam dan terpuruk
sebab bagimu, hidup harus terus dikayuh
seperti di sore itu
kau tetap setia menjejakkan cerita di jalanan
yang tak pernah sepi dari ketergesaan
hidup adalah menjalani sebuah proses yang telah disediakan, tinggal kita mengukur seberapa besar ridha kita menerima apa yang termiliki
BalasHapusSalam
BalasHapusGambaran kehidupan ya kawan..
Sudah waktunya si pengojek sepeda ini dikenang atas jasa2nya..
Salam kawan
Miniatur keprihatinan sebagian besar bangsa ini yang masih harus berjuang hanya untuk segenggam beras ya mb.Nilla.
BalasHapusApa kabar mb.Nilla sayang ? smg selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan ya :)
kayuhan pedaL mu Laksana rotasi mentari dan senja, ruang tunggu mu Laksana penantian pada jemput kehidupan mendatang
BalasHapuspotret kehidupan di atas cerminan perjuangan hidup daLam kayuhan pedaL, seLaLu berotasi menuju ke arah depan.
di Tanjung Priok juga banyak Lho tukang ojek sepeda. Mak Dek mau di ojekin, gendong pake kain juga boLeh?.
upiL (^_^)
..jangan lihat objek yg mereka gunakan..tapi perhatikan semangat bertahan mereka dalam deru zaman
BalasHapussalam kenal.
hmmmm... pengojek sepeda, seumur hidup ku belum pernah aku lihat langsung, klo di tv atau media lainnya sering.
BalasHapusYang pasti, aku kasih cap jempol delapan buah untuk mereka. hari gini mengayuh sepeda untuk sesuap nasi, sungguh memprihatinkan. dan terkadang yang melakukan juga bpk2 yg sudah tua...oooh... Indonesia... Harus kah aku sedih atau gembira????
Mas Pakies....Iya mas, menerima dan tak lupa mensyukuri :)
BalasHapusDenBagas....Yup..^^
Salam kembali..
Mba Winny....Amin....
Alhamdulillah baik mba :)
Ya, inilah salah satu bentuk perjuangan hidup ya mba..
Om Dek....hihi..gendong pake kain? :p
Itu memang terinspirasi dari pengojek sepeda di Tanjung Priok Om Dek. Tapi fotonya diambil di Kota Tua :D
hengkidermawan....Ya, semangat mereka yang pantang menyerah.. :)
Salam kenal kembali ya...
Kak Ami....Ini salah satu potret Indonesia yang "merdeka" kak..
Rata2 mereka memang udah tua. Karena seringkali udah ga ada pilihan untuk pekerjaan yang lain. Sedih, mungkin..
Tapi di balik itu banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik :)
Hidup mank hnya dpruntukan bg mrka yg pntang mnyrah. tak ada ruang ut mgluh dan mratapi nsib. krena waktu takkan prnah mnunggu...
BalasHapusOm Dek juga mantan tukang ojek sepe Lho, koq kita enggak pernah ketemu yah? :))
BalasHapushidup harus terus berjalan, meski hanya dengan kayuhan sepeda tua..
BalasHapustak kan pernah berhenti untuk terus berusaha memberi senyum pada sang kehidupan ini...:)
Wiihhh keren nih blognya yang punya juga cakep moga tambah sukses ya kedepannya, mari mengenal kesederhanaan dan keindahan pariwisata Lombok utara di http://7og4nk.blogspot.com
BalasHapusoleh-oleh jalan-jalan ke daerah Kota ya? Sering juga aku lihat pengojek di daerah BNI Sudirman, saingannya makin banyak terutama pengojek motor :)
BalasHapustertarik membaca heading blog ini... Aku ingin Pulang Di Kala Senja... mengingatkan kemana kita pulang pada akhirnya. slm blogger kawan, btw puisi yang menyentuh tentang seorang pengojek sepeda, padanya kita belajar menghargai hidup
BalasHapusmba nilaa.. apa kabaar?
BalasHapuslama ga kunjung ini blog U,u
Bentuk ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup, sosok pekerja keras yang layak djadikan teladan..
BalasHapusDIA suka pada hamba-NYA yang bekerja keras dan ikhlas... :)
Agak mirip sama situa sais pedati yang sekarang sudah gak ada lagi, tapi kayaknya lebih berat ini ya. Mesti goes penumpang pake sepeda.
BalasHapusDialetika sosial yg menyentuh dan sarat makna. I like it.
BalasHapusjadi ingat pak umar bakri, heheee.... :)
Maaf baru sempat mampir dek.
Lone Fighter....Betul. Itulah hidup yang sebebnarnya :)
BalasHapusOm Dek....Om Dek ngumpet mungkin waktu aku lewat :p
Kak Diana...Ya, dan dunia pun akan tersenyum pada kita :)
Lombokguide....Terima kasih ya :)
Mas Inung....Begitulah mas, seidikit oleh2 "kehidupan".. :))
Rosi Atmaja....Salam kembali mba. Terima kasih ya ^_^
Riska....Baiiiik..^_^
Mba juga udah lama ga berkunjung ke blognya Mbem.. :))
Mas Sukadi....Salah satu realita yang menyuguhkan keteladanan yang baik :)
Mood....Iya, mungkin juga mirip dengan penarik becak..
Kak Gaelby....Terima kasih kak..
Maaf juga aku belum mampir kesana yaaaa..^^
dulu mereka dihargai... tapi sayang kini mereka tergerus oleh para ojek motor.... miris... :(
BalasHapus