Hampir tengah malam.
Sebuah bantal menunggui seorang perempuan yang sedang membaca surat-surat cinta.
Bantal sedang merindu.
Merindukan air mata yang biasanya diuraikan perempuan itu setiap malam-malam sebelumnya.
Sudah lama air mata tak meluruhkan bulir-bulirnya yang hangat.
Bantal rindu sekali.
Ia menyadari bahwa ia telah jatuh cinta pada air mata.
Perempuan masih larut dengan lembaran-lembaran surat.
Bantal tak tahu,
surat-surat itu adalah surat cinta dari-Nya.
Lembaran-lembaran suci yang telah Dia turunkan sebagai pedoman di dunia.
Bantal yang malang.
Perempuan itu telah melabuhkan cinta pada-Nya.
Maka tak akan ada lagi air mata yang jatuh untuk sang bantal.
Sebab kali ini,
Perempuan itu hanya menangis dalam sujudnya
merinding membacanya, sebuah tetesan air mata yang pantas mendapatkan sumber mata air surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.
BalasHapusSubhanallah
Mas Pakies....Ya, semoga kita pun demikian. Hanya meneteskan air mata pada-Nya :)
BalasHapusjadi introspeksi sama diri sendiri
BalasHapuspuisi yang mengingatkan kita mba
begitu mendalam maknanya....
BalasHapusairmata...yang begitu..hakiki.....
BalasHapustetesan air mata yang diuapkan oleh tulisan-tulisan suci di lembaran-lembaran itu..
BalasHapusmenjadi sebuah kebahagiaan yang menerbitkan air mata keharuan penuh syukur dan cinta..
air matamu seluruhnya telah diuapkannya ke atas awan-awan yang kemudian menurunkannya menjadi hujan cantik penuh warna pelangi yang memberi keindahan di seluruh bumi....:)
* dadah bantaaallll hehehe...
smoga dayu jg kelak menangis hanya karenaNYA...
BalasHapusRindu yang seharusnya, namun ada waktu untuk menjelaskan tentang apa yang harusnya terjadi. 'Cinta sejati' telah menyumbat aliran air mata, meninggalkan tanya dan kerinduan bantal akan air mata, dan tangis itu tak harus terjadi lagi.
BalasHapusberarti si wanita udah gak pernah nangis dund nilla? dan artinya udah mulai bisa bahagia nie hhe....
BalasHapusSemoga gak ada tangisan yang membasahi bantal itu lagi ...
>> untuk pertanyaannya: itu bukan aku yg komentar, aku kan gak pernah koment pake Url klo diblogku ... aku selalu pake BloggerID klo bales koment.... biasa lah klo yg pengen nyela tapi takut ketahuan kan amannya pake Url Adminya hha....
Semangat n have a nice day Nilla...
HADUH..semoga air mata itu tidak jatu terus menerus di bantal nanti takutnya banjir..heheheh just kidding plend
BalasHapuspuisi yang bagus untuk dijadikan renungan ...
BalasHapusasswrwb...siang nilla...Hmm, jd tersentuh nih bacanya...i can't say any words...semangat y!...spy bantalnya tetap kering....tq
BalasHapusWoww.. . Itu lebih baik, melabuhkan air mata cinta dalam sujud kepada Nya ketimbang mendayu dayu pada bantal. Ha ha..
BalasHapusSalam saya.. .
wah... sebenar-benarnya cinta. Liris nan manis, jadi inget ama sajak-sajaknya Sapardi :)
BalasHapusBantal yg malang...
BalasHapuspadahal dia hanya ingin menemani sang airmata ketika haru telah membiru di dada sang perempuan.
Bantal yg malang...
padahal dia hanya ingin,seandainya bisa, ikut menguraikan airmata ketika surat cinta-Nya telah memupus cintanya
Namun...
masih adakah cinta airmata yg tersisa baginya???
Puisi yang penuh makna......
BalasHapusSubhanallah... Obyek yg paling pantas dicintai sepenuhnya adalah Yang Maha Cinta.
BalasHapusAs ussual, Aq ska bnget menikmati setiap postinganmu
Maaf adinda, bru smpat berkunjung
Terima kasih untuk saudara saudariku... ^_^
BalasHapusMaaf belum berkunjung balik yaaa...
kumpuLan2 surat yang sarat makna untuk bisa dijadikan sebagai pedoman hidup agar kita semua dapat menitikan air mata akan kebesaran-NYA yang seLaLu memberi apa yang kita butuhkan.
BalasHapusOm Dek....Yup ^_^
BalasHapusSurat2 itu juga bentuk kecintaan dari-Nya...