aku mencintai jingga

saat semesta dinaungi semburat yang mempesona

jingga, semesta menjingga

ketika lamat-lamat suara adzan menghitung detak jantung,

mengukir sebuah kata perpisahan kepada hari

wahai senja..

terimalah aku sebagai kabut

setia menantimu menyambut malam

menundukkan hati dalam-dalam hanya untuk Sang Pemilik Alam

meruntuhkan segala penat dan kesenduan

bersujud hanya untuk satu nama teragung

dan ketika jingga menutup tabir untuk hari ini,

aku ingin pulang di kala senja

kembali pada kisahku yang terukir di langit

hening dan abadi.

Rabu, 11 Agustus 2010

Ibu ( Pertiwi ) Kini



Ia mencoba menyusun kembali riwayatnya, yang mengelabu tergantung di langit-langit. 
Matanya menerawang, lalu terhenti pada almanak di dinding
" Aku sudah mulai menua," pikirnya.

Di luar, sedikit mendung
Tapi ada kesibukan mericuh
Orang-orang memasang bendera, mempersiapkan berbagai perlombaan, juga menyusun kepanitiaan
Semua dilakukan untuk merayakan hari ulang tahunnya.

Ia terharu.
Betapa mereka mencintainya
Mereka, anak-anak yang ia lahirkan
Putra Putri kebanggaan yang dibesarkan dari sari pati dan darah yang sama
Putra Putri yang ia didik untuk memiliki mata, yang mampu melihat saudaranya dengan kasih sayang
Memiliki telinga yang mampu mendengar tangis ketidakadilan
Memiliki lidah yang tak hanya mampu berjanji tapi juga menepati janjinya
Memiliki bahu yang bersedia meringankan beban saudaranya
Dan memiliki hati yang senantiasa menuntun untuk saling berbagi.

Dipejamkan matanya sejenak
Ada kerinduan di sana
Mungkin saja ia merindukan Sukarno, Muhammad Hatta, atau Sjahrir
Anak-anak yang dulu memperjuangkan kebebasan dirinya
Kurasa, tak ada seorang ibu pun yang melupakan anak-anaknya, bukan?
Namun seringkali kenyataan tak sesuai harapan
Tak semua anak-anaknya tumbuh sebagaimana yang diharap
Adakah ia seperti Hawa
Yang meredam perih atas kematian putranya di atas tangan putranya yang lain?
Ah, betapa dalam kau simpan perih itu


Tapi tenanglah Bu
Takkah kau lihat berapa banyak anak-anakmu yang tetap berjuang untukmu?
Tak kenal lelah mereka membawa namamu berkibar dalam merah putih
Hanya karena satu hal
Mereka mencintaimu.


Di luar. Langit kembali memendarkan birunya
Anak-anak kecil berlarian sambil membawa bendera di tangan
Ada pula yang mengikatkan kain merah putih di kepala
Ayolah Bu, hadirkan senyummu
Kemana pun jauhnya anak-anakmu pergi, kerinduan mereka hanya akan kembali padamu
Meski ada luka, biarlah
Larutkan saja pada waktu
Suatu hari nanti, kau akan melihat anak-anakmu saling bahu membahu 
Seperti dulu mereka memperjuangkan segalanya untukmu
Hingga hari ini kau dapat tegak berdiri di bawah kibaran merah putih
dan membiarkan dunia mendengar kau meneriakkan namamu, " INDONESIA !!"


Puisi ini diikutsertakan dalam acara Gelar Puisi Aku Cinta Indonesia di BlogCamp

45 komentar:

  1. nice story sahabat, sangat ispiratif..
    moga sukses selalu yach,,,

    salam, langit

    BalasHapus
  2. Mpey dan Langit....trims banget ya..^_^
    Sukses selalu..

    BalasHapus
  3. keren, de..terharu aku bacanya...
    moga sukses ya...:)

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas partisipasi sahabat pada acara Gelar Puisi Aku Cinta Indonesia.
    Puisi akan segera dicatat dan didaftar sebagai peserta.

    Salam hangat dari BlogCamp.

    BalasHapus
  5. Keren puisinya...pasti menang...!!

    BalasHapus
  6. puisi untuk ibu pertiwi yang bagus banget

    BalasHapus
  7. udah cocok nih jadi aktifis pejuang kemerdekaan yang ingin memerdekakan anak bangsa.
    saLam sukses untuk partisipasinya, semoga Layak menyandang geLar yang ditawarkan.

    BalasHapus
  8. selalu sejuk kurasakan setiap bertandang disini...
    apa rahasianya....??
    semoga puisi ini mnjadi yg terbaik...

    BalasHapus
  9. merdeka...!!! semangat kemerdekaan dalam nuansa ramadhan... semoga sukses dengan kontes puisinya mbak... :)
    terimakasih

    BalasHapus
  10. merdeka!!!heehhe, bgs euy puisinya, trs berkarya....n tetap semangat!..

    BalasHapus
  11. wah bagus sob, sukses selalu yaaa :)

    BalasHapus
  12. Kak Diana, Ariefborneo n mixedfresh....trims ya ^_^


    Tim BlogCamp....terima kasih kembali :)


    Aby....met siang Aby ^_^


    om rame....aktifis pejuang kemerdekaan? hehe
    trims ya om dek :)


    etam grecek....Amin..makasi ya..
    Apa rahasianya? Ga ada rahasia disini :)


    Mas Sukadi....merdeka !! ^_^
    Terima kasih mas..


    Mba Tiwi....Ibu Per" tiwi " nya muncul ^_^
    makasi ya mba...

    BalasHapus
  13. Gardoe Djaga juga ikut berteriak "Endonesa!"

    BalasHapus
  14. keren puisinya! hidup merah putih! ;)

    dianauroradiaries.blogspot.com

    BalasHapus
  15. oiaaa , aku udah nge-link blog kamu nih , link balik donk ! hehe (:

    *terimakasih

    dianauroradiaries.blogspot.com

    BalasHapus
  16. wah indonesia banget ,bentar lagi 17an ,ehehe
    merdeka :D

    BalasHapus
  17. Besatu kita teguh bercerai kita ambruk...nyambung ga y teh..hehehe

    Mantap puisinya teh..sukses slalu

    BalasHapus
  18. ketika ibu pertiwi bersimbah air mata...nice puisi..salam kenal...

    BalasHapus
  19. Indonesia tanah air beta pusaka abadi nan jaya (Indonesia Pusaka)...akankah negeriku menjadi negeri yang makmur..untuk semua rakyatnya.....

    BalasHapus
  20. wah ga kerasa ya... 65 tahun ibu pertiwi mengasuh anak2 bangsanya. Tahun ini 17 agustus jatuh pada bulan ramadhan. Semoga semangatnya tetap berkibar....


    wah uni semoga puisinya menjadi salah satu favorit yah... selamat menjalankan ibadah puasa.

    BalasHapus
  21. berkunjung sambl menikmati menu berbuka... wah puisi yg mengharukan dan penuh makna yang tersirat, memang the best bener adikku ini.. semoga menang ya... ^_^

    BalasHapus
  22. wah selamat mba ^_^...semakin semarak acaranya Pakde ni...

    BalasHapus
  23. jadi betah disini ...
    ngabuburit disaat senja,,,,

    BalasHapus
  24. Semangatnya membara ya sis? jadi teringat ketabahan sang bunda yang anak2 nya berbut tahta... he he singgah lagi nih saya :) happy blogging sis

    BalasHapus
  25. semangat kemerdekaan semoga terus mengaLir di setiap tetes darah generasi bangsa yang ingin Lebih baik dari generasi-generasi sebeLumnya, saLam anak bangsa yang ingin merdeka dan ingin mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai aktifitas yang bermanfaat.

    BalasHapus
  26. Keren puisinya....... wah BlogCamp bikin Judul baru ya hhe....... pokoknya Dirgahayu buat Indonesia....

    BalasHapus
  27. setiap kali mengeja postingan Ning Nilla, pasti pakies ulang berkali-kali untuk memastikan makna yang terseirat di dalamnya. Seringkali terbentur pada lemotnya pemahaman (sinyalnya kurang kali ya hhh)
    Btw, kontennya selalu menyentuh. semoga menjadi Taufik Ismail berikutnya Insya Allah

    BalasHapus
  28. saya jadi inget lagunya Sawung Jabo dan Iwan Fals, Lingkaran Aku Cinta Padamu :) apapun yang kita lakukan, kritik dan saran, sejatinya saking cinta dan sayangnya kita pada Ibu Pertiwi. Dan bukannya malah korupsi qe3

    BalasHapus
  29. Walaupun Bunda Pertiwi menangis lagi
    Namun do'anya tidak pernah terhenti
    demi sang putra-putri
    yang terkadang tidak tahu diri

    hi hi hi..
    Itu tadi sambungan ngawur Dek Nilla

    Bagus banget ne untaian katanya.
    Good luck...! Semoga mendapatkan yg diinginkan.

    Salam Manis Slalu

    BalasHapus
  30. Terimakasih inspirasinya
    Cerita yang bagus,..
    sukses selalu Nilla

    BalasHapus
  31. Postingannya Patriotik dan inspiratif. Di tengah Ibu pertiwi yang kini berduka. Bahkan Ibu pertiwi dibuat bingung, negara ini berbentuk republik, kerajaan atau masih feodalisme. Semua masih mengambang di awan biru.

    Dzadjakillah khairan :)

    BalasHapus
  32. puisinya sangat hebat diksinya sobat

    BalasHapus
  33. wah aku malah belum sempet buat nih lomba, ampe tanggal berapa ya lombanya? langsung ke TKP ah..

    Oia, puisinya keren, :)

    BalasHapus
  34. wow...................
    MERDEKAA..............
    SEMANGAT '45.
    MAJU PERUT, PANTAT MUNDUR....hehehehe..

    SALAM BERKAWAND

    BalasHapus
  35. Maafkan aku Ibu Pertiwi,
    Maafkan anakmu ini yang sia-siakan anugrahmu
    Maafkan kami anakmu yang belum membahagiakanmu


    Tangismu, deritamu, pengorbananmu kami tampik
    Di masa tuamu, disaat waktunya kami berbakti, membalas budi, membalas air susumu
    Kami membalas dengan air comberan.
    Sungguhlah kami anak durhaka, sekarang hanya waktu yang menentukan nasib kami
    Atas semua yang telah kami perbuat selama ini

    BalasHapus
  36. ibu pertiwi menangis
    bapak pertiwi tertawa
    pertiwi meringis
    saat kau baca jgn tertawa

    BalasHapus
  37. Wah yg punya kmn ya hhe...

    POkoknya DIRGAHYU Indonesi yang ke-65....MERDEKA!!!!

    BalasHapus
  38. Trims banget responnya saudara saudariku... :)

    MERDEKA !! ^_^

    BalasHapus
  39. Puisinya bagus, semoga menang.

    BalasHapus
  40. Blogger Java....terima kasih ya :)

    BalasHapus
  41. Selamat pagi sahabat tercinta
    Saya datang untuk mengokoh-kuatkan tali silaturahmi sambil menyerap ilmu yang bermanfaat. Teriring doa semoga kesehatan,kesejahteraan,kesuksesan dan kebahagiaan senantiasa tercurahkan kepada anda .
    Semoga pula hari ini lebih baik dari kemarin.Amin

    Saya juga menyampaikan kabar gembira bahwa sahabat mendapatkan tali asih dari manajamen BlogCamp Group atas partisipasi anda pada acara unggulan Gelar Puisi dan Gelar Foto. Silahkan cek di
    http://abdulcholik.com/2010/08/21/pengumuman-pemenang-gelar-puisi-dan-foto/
    Terima kasih

    Salam hangat dari pakde Cholik Surabaya

    BalasHapus
  42. nah tu, ada kabar gembira dari Pakde Cholik, selamat ya.... :)

    BalasHapus
  43. PakDhe....terima kasih pakdhe...^_^
    Amin...trims juga untuk doanya yaaaa...


    Mas Sukadi....trims mas :)

    BalasHapus