Matanya menerawang, lalu terhenti pada almanak di dinding
" Aku sudah mulai menua," pikirnya.
Di luar, sedikit mendung
Tapi ada kesibukan mericuh
Orang-orang memasang bendera, mempersiapkan berbagai perlombaan, juga menyusun kepanitiaan
Semua dilakukan untuk merayakan hari ulang tahunnya.
Ia terharu.
Betapa mereka mencintainya
Mereka, anak-anak yang ia lahirkan
Putra Putri kebanggaan yang dibesarkan dari sari pati dan darah yang sama
Putra Putri yang ia didik untuk memiliki mata, yang mampu melihat saudaranya dengan kasih sayang
Memiliki telinga yang mampu mendengar tangis ketidakadilan
Memiliki lidah yang tak hanya mampu berjanji tapi juga menepati janjinya
Memiliki bahu yang bersedia meringankan beban saudaranya
Dan memiliki hati yang senantiasa menuntun untuk saling berbagi.
Dipejamkan matanya sejenak
Ada kerinduan di sana
Mungkin saja ia merindukan Sukarno, Muhammad Hatta, atau Sjahrir
Anak-anak yang dulu memperjuangkan kebebasan dirinya
Kurasa, tak ada seorang ibu pun yang melupakan anak-anaknya, bukan?
Namun seringkali kenyataan tak sesuai harapan
Tak semua anak-anaknya tumbuh sebagaimana yang diharap
Adakah ia seperti Hawa
Yang meredam perih atas kematian putranya di atas tangan putranya yang lain?
Ah, betapa dalam kau simpan perih itu
Tapi tenanglah Bu
Takkah kau lihat berapa banyak anak-anakmu yang tetap berjuang untukmu?
Tak kenal lelah mereka membawa namamu berkibar dalam merah putih
Hanya karena satu hal
Mereka mencintaimu.
Di luar. Langit kembali memendarkan birunya
Anak-anak kecil berlarian sambil membawa bendera di tangan
Ada pula yang mengikatkan kain merah putih di kepala
Ayolah Bu, hadirkan senyummu
Kemana pun jauhnya anak-anakmu pergi, kerinduan mereka hanya akan kembali padamu
Meski ada luka, biarlah
Larutkan saja pada waktu
Suatu hari nanti, kau akan melihat anak-anakmu saling bahu membahu
Seperti dulu mereka memperjuangkan segalanya untukmu
Hingga hari ini kau dapat tegak berdiri di bawah kibaran merah putih
dan membiarkan dunia mendengar kau meneriakkan namamu, " INDONESIA !!"
Puisi ini diikutsertakan dalam acara Gelar Puisi Aku Cinta Indonesia di BlogCamp
Dan memiliki hati yang senantiasa menuntun untuk saling berbagi.
Dipejamkan matanya sejenak
Ada kerinduan di sana
Mungkin saja ia merindukan Sukarno, Muhammad Hatta, atau Sjahrir
Anak-anak yang dulu memperjuangkan kebebasan dirinya
Kurasa, tak ada seorang ibu pun yang melupakan anak-anaknya, bukan?
Namun seringkali kenyataan tak sesuai harapan
Tak semua anak-anaknya tumbuh sebagaimana yang diharap
Adakah ia seperti Hawa
Yang meredam perih atas kematian putranya di atas tangan putranya yang lain?
Ah, betapa dalam kau simpan perih itu
Tapi tenanglah Bu
Takkah kau lihat berapa banyak anak-anakmu yang tetap berjuang untukmu?
Tak kenal lelah mereka membawa namamu berkibar dalam merah putih
Hanya karena satu hal
Mereka mencintaimu.
Di luar. Langit kembali memendarkan birunya
Anak-anak kecil berlarian sambil membawa bendera di tangan
Ada pula yang mengikatkan kain merah putih di kepala
Ayolah Bu, hadirkan senyummu
Kemana pun jauhnya anak-anakmu pergi, kerinduan mereka hanya akan kembali padamu
Meski ada luka, biarlah
Larutkan saja pada waktu
Suatu hari nanti, kau akan melihat anak-anakmu saling bahu membahu
Seperti dulu mereka memperjuangkan segalanya untukmu
Hingga hari ini kau dapat tegak berdiri di bawah kibaran merah putih
dan membiarkan dunia mendengar kau meneriakkan namamu, " INDONESIA !!"
Puisi ini diikutsertakan dalam acara Gelar Puisi Aku Cinta Indonesia di BlogCamp
Bagus banget ... :)
BalasHapusnice story sahabat, sangat ispiratif..
BalasHapusmoga sukses selalu yach,,,
salam, langit
Mpey dan Langit....trims banget ya..^_^
BalasHapusSukses selalu..
keren, de..terharu aku bacanya...
BalasHapusmoga sukses ya...:)
Terima kasih atas partisipasi sahabat pada acara Gelar Puisi Aku Cinta Indonesia.
BalasHapusPuisi akan segera dicatat dan didaftar sebagai peserta.
Salam hangat dari BlogCamp.
Keren puisinya...pasti menang...!!
BalasHapuspuisi untuk ibu pertiwi yang bagus banget
BalasHapusudah cocok nih jadi aktifis pejuang kemerdekaan yang ingin memerdekakan anak bangsa.
BalasHapussaLam sukses untuk partisipasinya, semoga Layak menyandang geLar yang ditawarkan.
selalu sejuk kurasakan setiap bertandang disini...
BalasHapusapa rahasianya....??
semoga puisi ini mnjadi yg terbaik...
merdeka...!!! semangat kemerdekaan dalam nuansa ramadhan... semoga sukses dengan kontes puisinya mbak... :)
BalasHapusterimakasih
merdeka!!!heehhe, bgs euy puisinya, trs berkarya....n tetap semangat!..
BalasHapuswah bagus sob, sukses selalu yaaa :)
BalasHapusKak Diana, Ariefborneo n mixedfresh....trims ya ^_^
BalasHapusTim BlogCamp....terima kasih kembali :)
Aby....met siang Aby ^_^
om rame....aktifis pejuang kemerdekaan? hehe
trims ya om dek :)
etam grecek....Amin..makasi ya..
Apa rahasianya? Ga ada rahasia disini :)
Mas Sukadi....merdeka !! ^_^
Terima kasih mas..
Mba Tiwi....Ibu Per" tiwi " nya muncul ^_^
makasi ya mba...
four dreams....trims yaa ^_^
BalasHapusGardoe Djaga juga ikut berteriak "Endonesa!"
BalasHapuskeren puisinya! hidup merah putih! ;)
BalasHapusdianauroradiaries.blogspot.com
oiaaa , aku udah nge-link blog kamu nih , link balik donk ! hehe (:
BalasHapus*terimakasih
dianauroradiaries.blogspot.com
wah indonesia banget ,bentar lagi 17an ,ehehe
BalasHapusmerdeka :D
Besatu kita teguh bercerai kita ambruk...nyambung ga y teh..hehehe
BalasHapusMantap puisinya teh..sukses slalu
ketika ibu pertiwi bersimbah air mata...nice puisi..salam kenal...
BalasHapusIndonesia tanah air beta pusaka abadi nan jaya (Indonesia Pusaka)...akankah negeriku menjadi negeri yang makmur..untuk semua rakyatnya.....
BalasHapuswah ga kerasa ya... 65 tahun ibu pertiwi mengasuh anak2 bangsanya. Tahun ini 17 agustus jatuh pada bulan ramadhan. Semoga semangatnya tetap berkibar....
BalasHapuswah uni semoga puisinya menjadi salah satu favorit yah... selamat menjalankan ibadah puasa.
berkunjung sambl menikmati menu berbuka... wah puisi yg mengharukan dan penuh makna yang tersirat, memang the best bener adikku ini.. semoga menang ya... ^_^
BalasHapuswah selamat mba ^_^...semakin semarak acaranya Pakde ni...
BalasHapusjadi betah disini ...
BalasHapusngabuburit disaat senja,,,,
Semangatnya membara ya sis? jadi teringat ketabahan sang bunda yang anak2 nya berbut tahta... he he singgah lagi nih saya :) happy blogging sis
BalasHapussemangat kemerdekaan semoga terus mengaLir di setiap tetes darah generasi bangsa yang ingin Lebih baik dari generasi-generasi sebeLumnya, saLam anak bangsa yang ingin merdeka dan ingin mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai aktifitas yang bermanfaat.
BalasHapusKeren puisinya....... wah BlogCamp bikin Judul baru ya hhe....... pokoknya Dirgahayu buat Indonesia....
BalasHapussetiap kali mengeja postingan Ning Nilla, pasti pakies ulang berkali-kali untuk memastikan makna yang terseirat di dalamnya. Seringkali terbentur pada lemotnya pemahaman (sinyalnya kurang kali ya hhh)
BalasHapusBtw, kontennya selalu menyentuh. semoga menjadi Taufik Ismail berikutnya Insya Allah
saya jadi inget lagunya Sawung Jabo dan Iwan Fals, Lingkaran Aku Cinta Padamu :) apapun yang kita lakukan, kritik dan saran, sejatinya saking cinta dan sayangnya kita pada Ibu Pertiwi. Dan bukannya malah korupsi qe3
BalasHapusWalaupun Bunda Pertiwi menangis lagi
BalasHapusNamun do'anya tidak pernah terhenti
demi sang putra-putri
yang terkadang tidak tahu diri
hi hi hi..
Itu tadi sambungan ngawur Dek Nilla
Bagus banget ne untaian katanya.
Good luck...! Semoga mendapatkan yg diinginkan.
Salam Manis Slalu
Terimakasih inspirasinya
BalasHapusCerita yang bagus,..
sukses selalu Nilla
Postingannya Patriotik dan inspiratif. Di tengah Ibu pertiwi yang kini berduka. Bahkan Ibu pertiwi dibuat bingung, negara ini berbentuk republik, kerajaan atau masih feodalisme. Semua masih mengambang di awan biru.
BalasHapusDzadjakillah khairan :)
puisinya sangat hebat diksinya sobat
BalasHapuswah aku malah belum sempet buat nih lomba, ampe tanggal berapa ya lombanya? langsung ke TKP ah..
BalasHapusOia, puisinya keren, :)
wow...................
BalasHapusMERDEKAA..............
SEMANGAT '45.
MAJU PERUT, PANTAT MUNDUR....hehehehe..
SALAM BERKAWAND
Maafkan aku Ibu Pertiwi,
BalasHapusMaafkan anakmu ini yang sia-siakan anugrahmu
Maafkan kami anakmu yang belum membahagiakanmu
Tangismu, deritamu, pengorbananmu kami tampik
Di masa tuamu, disaat waktunya kami berbakti, membalas budi, membalas air susumu
Kami membalas dengan air comberan.
Sungguhlah kami anak durhaka, sekarang hanya waktu yang menentukan nasib kami
Atas semua yang telah kami perbuat selama ini
ibu pertiwi menangis
BalasHapusbapak pertiwi tertawa
pertiwi meringis
saat kau baca jgn tertawa
Wah yg punya kmn ya hhe...
BalasHapusPOkoknya DIRGAHYU Indonesi yang ke-65....MERDEKA!!!!
Trims banget responnya saudara saudariku... :)
BalasHapusMERDEKA !! ^_^
Puisinya bagus, semoga menang.
BalasHapusBlogger Java....terima kasih ya :)
BalasHapusSelamat pagi sahabat tercinta
BalasHapusSaya datang untuk mengokoh-kuatkan tali silaturahmi sambil menyerap ilmu yang bermanfaat. Teriring doa semoga kesehatan,kesejahteraan,kesuksesan dan kebahagiaan senantiasa tercurahkan kepada anda .
Semoga pula hari ini lebih baik dari kemarin.Amin
Saya juga menyampaikan kabar gembira bahwa sahabat mendapatkan tali asih dari manajamen BlogCamp Group atas partisipasi anda pada acara unggulan Gelar Puisi dan Gelar Foto. Silahkan cek di
http://abdulcholik.com/2010/08/21/pengumuman-pemenang-gelar-puisi-dan-foto/
Terima kasih
Salam hangat dari pakde Cholik Surabaya
nah tu, ada kabar gembira dari Pakde Cholik, selamat ya.... :)
BalasHapusPakDhe....terima kasih pakdhe...^_^
BalasHapusAmin...trims juga untuk doanya yaaaa...
Mas Sukadi....trims mas :)