Entah kali keberapa kulewati pertemuan dengan keluarga besar MGers. Terakhir aku tak ingat pastinya kapan, akhir Juni atau awal Juli, saat rapat pengurus sekaligus syukuran atas berdirinya yayasan. Beberapa pertemuan berikutnya tak bisa kuhadiri mengingat kondisi yang belum sepenuhnya pulih. Sedikit berharap bisa berkumpul dengan teman-teman, meski agenda yang dijadwalkan bukan mengenai yayasan, melainkan sebuah kegiatan yang nantinya juga akan berkontribusi untuk yayasan MG. Selain pastinya ga akan diijinkan, aku pun belum sanggup rasanya. Pertemuan terakhir saja mesti kulewati dengan banyak berbaring di sofanya Bunda, sang empunya basecamp. Tentu saja, masih ngobrol dengan MGers sampai menjelang Maghrib...*tetep ga tau diri dengan kondisi fisik..hehe* *untungnya dianter pulang sama Mba Anggi....hugs*.
Saat itu aku mengalami kelelahan luar dalam. Semalam sebelumnya aku benar-benar tak bisa memejamkan mata sama sekali. Pukul 6 pagi, aku sudah bersiap menuju sebuah kawasan di Jakarta Selatan, sendirian dengan menumpang angkot. Setibanya disana, dengan lelah yang "berusaha" untuk tidak dirasakan, teteeeeep naik-naik tangga ke ruangan di lantai 2 kediaman sahabatku untuk membantunya mempersiapkan bahan-bahan yang akan dibahas untuk rapat pengurus nanti. Tak lama, kami menuju kawasan Depok, tempat pertemuan akan diadakan.
Hari itu ada atmosfer berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Bagaimana tidak, akhirnya yayasan yang selama ini kami idam-idamkan akhirnya sudah terbentuk, meski kami menyadari, jalan panjang dan sulit masih harus ditempuh.
Lelah bertambah karena harus memeras otak sampai kering saat rapat *haha....terjun bebas...plung!! eh itu nyemplung ya?? -_-"*. Siang harinya saat syukuran, banyak MGers yang baru bergabung. Namun seperti biasa, kami sudah seperti keluarga. Satu sama lain langsung berakrab ria walaupun banyak diantaranya yang baru bertemu. Sementara aku, masih bersusah payah untuk menyembunyikan perasaan yang kacau dan tetap mencoba untuk "terlihat" fit. Tapi aku lupa, mungkin aku bisa berpura-pura di depan orang lain, tapi tidak di depan MGers..hehe...Ya jelaslah mereka tau persis kalau aku dalam kondisi yang tidak fit. Bahkan salah seorang dari keluarga besar MG ku itu memprediksi bahwa aku akan ngedrop. Benar saja, keesokan harinya aku benar-benar ngedrop.
Hari ini, masih dengan menyimpan banyak pertanyaan dan masih "amburadul" :D, yang juga membuatku makin menjauhkan diri dari media tempatku biasa bersosialisasi, aku pergi menemui seorang sahabatku yang lain. Salah satu dari orang-orang yang "tidak biasa" dan memiliki kisahnya sendiri tentang perjuangan yang sama sekali tidak mudah. I called her "Itik", and she called me "Marmut". Tanya kenapa? Ga usah banyak nanya!! Baca aja terus!!...hahaha...galak bener...*piss ah*.
Aku hanya butuh seseorang untuk menemani satu hari saja. Terlebih lagi besok lusa sudah memasuki bulan Ramadhan, dan aku ga akan bisa kemana-mana sebulan penuh kecuali dalam keadaan tidak berpuasa atau sengaja membatalkan puasa :D. Entah kenapa, aku hanya ingin bertemu dengannya, memastikan bahwa aku memiliki sahabat yang benar-benar ada di sampingku, meski aku tak banyak bicara tentang apa yang ada dalam hati dan pikiranku. Cukup bagiku untuk duduk bersamanya, berbicara mengenai hal-hal sederhana, sembari makan siang bersama, tersenyum, tertawa lepas, seakan tak memiliki beban apapun. Seolah kami tak pernah merasakan sakit sebelumnya. Dapat dikatakan "Itik" lah yang lebih banyak bercerita tentang dirinya. Seperti biasa, aku memilih untuk menjadi pendengar yang baik saja dan memberikan masukan yang dibutuhkannya. Itu saja sudah membuatku merasa "hadir" dalam hidup seseorang.
Keputusan yang benar. Ya, keputusanku untuk bertemu dengannya hari ini. Ternyata sahabatku itu sedang memiliki sbuah masalah dan membutuhkan seseorang untuk mendengarkannya. Aku bahagia karena aku lah orang yang ada untuknya, sebagai sahabatnya.
Aku pulang dengan perasaan yang lebih lega, padahal aku tak bercerita apapun tentang hal-hal yang mengganggu pikiran dan hatiku padanya. Aku tersadar bahwa ketika kita berbagi dan memberikan pertolongan pada orang lain, saat itu pula kita juga menolong diri sendiri. Berbagi dan menolong bukanlah sebuah kewajiban, melainkan adalah sebuah kebutuhan. Demi menyembuhkan diri sendiri, menyelamatkan hati dan memperbaiki hidup. Keajaiban berbagi :).
Teringatku pada sebuah hal, bahwa kebaikan tak pernah berjalan lurus sendirian, dia selalu berjalan dalam dua arah.
And there's a miracle for me today. Hanya keajaiban kecil namun ada senyum yang bergetar di hatiku. Thanks God :).
pertamaXXX
BalasHapusmbak selamat menunaikan ibadah puasa 2019 ya
BalasHapus