aku mencintai jingga

saat semesta dinaungi semburat yang mempesona

jingga, semesta menjingga

ketika lamat-lamat suara adzan menghitung detak jantung,

mengukir sebuah kata perpisahan kepada hari

wahai senja..

terimalah aku sebagai kabut

setia menantimu menyambut malam

menundukkan hati dalam-dalam hanya untuk Sang Pemilik Alam

meruntuhkan segala penat dan kesenduan

bersujud hanya untuk satu nama teragung

dan ketika jingga menutup tabir untuk hari ini,

aku ingin pulang di kala senja

kembali pada kisahku yang terukir di langit

hening dan abadi.

Kamis, 10 Juni 2010

Menunduk Pada Sang Sepi

Oleh : Daun Retak

Gerah terasa menerjang gelombang tugas


Walau keringat tak seberapa luas membasah


Senja datang secepatnya kuharap


Melepas lelah dalam irama sayup-sayup bayu


Sayup bayu elus keringat yang ada


Harapan ada makna dalam tiap keringat

Biarlah bayu yang tau upaya keringat ikhlas bertugas

Ufuk timur telah berlalu senja pun tiba

Pada senja arah barat mata mengarah


Kesadaran tergugah ada jingga di sana


Di sana jingga memerah, awan putih tipis mengiris hati


Mengingatkanku untuk lepas upaya dunia


Jingganya mengajakku untuk menunduk


Menunduk pada agungnya yang punya cipta


Cipta tercipta buana dan alam rayapun tertunduk


Tertunduk padanya


Tertunduk pada hening


Hening pada sepi


Sang sepi kusegera kan menepi.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar