aku mencintai jingga

saat semesta dinaungi semburat yang mempesona

jingga, semesta menjingga

ketika lamat-lamat suara adzan menghitung detak jantung,

mengukir sebuah kata perpisahan kepada hari

wahai senja..

terimalah aku sebagai kabut

setia menantimu menyambut malam

menundukkan hati dalam-dalam hanya untuk Sang Pemilik Alam

meruntuhkan segala penat dan kesenduan

bersujud hanya untuk satu nama teragung

dan ketika jingga menutup tabir untuk hari ini,

aku ingin pulang di kala senja

kembali pada kisahku yang terukir di langit

hening dan abadi.

Minggu, 13 Juni 2010

Di Tepi Sungai

Di suatu tempat entah dimana
aku ingin menangis di tepi sebuah sungai

Lalu membiarkan air mataku jatuh ke air sungai yang dingin
yang menggelegak seperti hatiku

Sungai itu akan membawa air mataku pergi
menyatu dengan sungai yang lain
pada akhirnya meleburkannya dengan lautan
jauh dari hati dan pandanganku


Dan akan kulupakan semuanya
bahwa aku pernah menangis untuk sebuah hal yang bodoh


Kemudian akan kubiarkan diriku untuk mulai tersenyum
menikmati segalanya
karena aku tahu
hidup ini terlalu indah untuk terus menerus ditangisi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar