aku mencintai jingga

saat semesta dinaungi semburat yang mempesona

jingga, semesta menjingga

ketika lamat-lamat suara adzan menghitung detak jantung,

mengukir sebuah kata perpisahan kepada hari

wahai senja..

terimalah aku sebagai kabut

setia menantimu menyambut malam

menundukkan hati dalam-dalam hanya untuk Sang Pemilik Alam

meruntuhkan segala penat dan kesenduan

bersujud hanya untuk satu nama teragung

dan ketika jingga menutup tabir untuk hari ini,

aku ingin pulang di kala senja

kembali pada kisahku yang terukir di langit

hening dan abadi.

Senin, 28 Maret 2011

Menerjunkan Namamu

Senja semakin merapat
dan aku sudah siap menerjunkan namamu dalam nganga luka itu
luka yang hampir sembuh
setelah sekian waktu terjerembab di sini, di sebelah hatiku yang saat itu hanya tinggal separuh
untukmu,
tak ada lagikah kata selain maaf?

Senja benar-benar telah merapat
kamu ada disana
lalu pergi bersamanya
meski esok senja kembali datang
kupastikan tak lagi ada kamu
tak ada

Dan aku memaafkan semuanya.

6 komentar:

  1. duh mba perih banget rasanya >.<
    chika jg merasakan hal yang sama
    tapi situasinya berbeda

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum dik...

    aku paling suka kalimat terakhir... dan aku memaafkan semuanya...

    Dik Nilla harus yakin ya... Klo Allah pasti memberi yang terbaik untuk umatnya...

    Baik Menurut kita, belum tentu baik menurut Allah... :)

    BalasHapus
  3. @Chika : Iyaaa, perih banget ya..hehe
    *Peluuuk..
    Tapi semuanya berangsur pulih kalau kita bisa memaafkan dengan tulus :)


    @Kak Ami : Wa'alaikumsalam kak..
    Iya kak, aku yakin itu :)
    Ga ada yang buruk, semua tergantung dari sudut pandang kita aja. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk kita ^^

    Makasi Kak Amiii...

    BalasHapus
  4. Olala... ada lagi getir lirih di pengujung senja.

    Maaf kadang menyelip miris ketika hendak terucap meski lantas menghadirkan tenang begitu terucap :)

    BalasHapus
  5. @Mas Inung : Sekarang getirnya udah ga ada mas, tadi udah makan permen yang maniiiis :D

    Maaf. Ga ada yang lebih dahsyat efeknya daripada sebuah maaf yang tulus :)

    BalasHapus
  6. luka itu menguatkan selama kita bisa melihat apa yang tersembunyi di baliknya... :)

    perih memang.....

    BalasHapus