aku mencintai jingga

saat semesta dinaungi semburat yang mempesona

jingga, semesta menjingga

ketika lamat-lamat suara adzan menghitung detak jantung,

mengukir sebuah kata perpisahan kepada hari

wahai senja..

terimalah aku sebagai kabut

setia menantimu menyambut malam

menundukkan hati dalam-dalam hanya untuk Sang Pemilik Alam

meruntuhkan segala penat dan kesenduan

bersujud hanya untuk satu nama teragung

dan ketika jingga menutup tabir untuk hari ini,

aku ingin pulang di kala senja

kembali pada kisahku yang terukir di langit

hening dan abadi.

Senin, 21 Februari 2011

Sajak Senja

Seperti awan yang siap menjatuhkan bulir-bulir hujan, aku pun ingin menderaskan kata-kata di ujung hatimu. Terimalah, jangan dulu memejam. Tunggu sampai aku habis menabur tiap huruf yang ingin kutulis. Setelah itu, ingatlah bahwa kau akan mengabadi dalam detak jantungku. Hingga suatu hari nanti salah satu dari kita menjadi benar-benar abadi bersama-Nya.

( Ah, sebenarnya aku tak tahu harus memulainya darimana )

Yang aku tahu, kau tiba-tiba menjelma menjadi bianglala senja. Meski saat itu senja masih jauh dari jangkauan. Bahkan aku pernah berharap agar senja tak lagi hadir dalam hariku.

Kau datang, membangun sebuah jembatan. Dimana kau selalu mengantarkan keyakinan-keyakinan yang mungkin sudah kukubur dalam-dalam sebelumnya. Tahukah kau? Bahkan sebelum aku membereskan hatiku kembali, aku sudah berada di jalan menuju engkau. Sembari menggenggam sesuatu yang disebut "percaya".

Namun ada sesuatu yang membuatku tak mampu menuliskan panjang sajak tentangmu. Entah apa. Aku tak ingin ada jarak. Tak ada luka. Tak ingin jembatan yang sudah dibangun itu meruntuh.  Hingga engkau sulit aku jangkau.

( Diam-diam aku ingin sajak ini menuliskan dirinya sendiri. Lalu berharap, pada kutipan pendek ini, ada kisah panjang tentang kita )


Teruntuk Bianglala Senja :) 

6 komentar:

  1. asswrwb pgi Nilla cantik.., biarlah tulisan pendek ini mengungkap cerita kita yg terpenggal di tengah jalan, mungkin suatu saat cerita itu akan tersambung kembali hingga bisa tertulis kisah panjang yg manis cerita ttg kita...

    BalasHapus
  2. pakies ngebacanya berulang-ulang karena nikmatnya setiap untaian kata yang tersaji.
    Betapa bahagianya menjadi Bianglala

    BalasHapus
  3. assalammualaikum
    siang mba
    udah lama gx keliatan nih
    sajaknya manis banget :)

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum dik nilaaa...

    hmm... maknanya dalem bener dik,, walaupun jujur sja aku jauh dari kata romantis tapi setiap kata-katanya membuat hatiku menjadi sedikit pilu...

    Yakin.. Percaya.. itu intinya dik

    dan aku yakin Bianglala senja memberikannya... semoga dik nila cepat beres2 hatinya ya....

    oh ya, soal jembatan,, ga usah dipikirin,,, kalaupun runtuh nanti tak bantu bangun lagi... kan teman2 teknik sipilku banyaaak,, :D.. ayo ceriaaaaaa!!! keep smile... :)

    BalasHapus
  5. @Rubiyanto : Hehe...trims ya :))


    @Mba Tiwi : Wa'alikumsalam Mba ^^
    Sesungguhnya aku tak ingin kisah ini terpenggal di tengah jalan, tak ingin ada yang bersambung sebab tak pernah ada yang terputus, dan tak ingin ada pergi, sebab tak ada yang pernah pergi :)


    @Mas Pakies : Trims mas :)
    Dan betapa bahagianya aku memiliki Bianglala itu.. :)


    @Chika : Wa'alaikumsalam Chikaaaa ^_^
    Udah lama ya, kangen ma Chika...trims yaaaa...


    @Kak Ami : Wa;alaikumsalam kakaaaak...hoho
    Wah, pilu ya kak? Padahal aku nulisnya dengan perasaan seneng loh..hehe..

    Bantuin dong kak untuk beres-beres ;)

    Kalo soal jembatan beneran yaaaa, bantuin aku bikin jembatan :D

    BalasHapus